
Banda Aceh, 17 Juli 2025 – Universitas Syiah Kuala (USK) kembali meneguhkan komitmennya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengukuhkan enam profesor baru dalam Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar. Acara yang berlangsung khidmat di Event Hall Academic Activity Center (AAC) Dayan Dawood USK, Kamis (17/7/2025) ini dipimpin langsung oleh Ketua Senat Akademik USK, Prof. Dr. Ir. Abubakar, MS, dan dihadiri oleh Rektor USK, para Wakil Rektor, Dekan, sivitas akademika, serta tamu undangan.
Tampak hadir dalam acara tersebut adalah Prof.Dr. Ir. Abdi A Wahab, Rektor Universitas Syiah Kuala periode 2002-2006; Ketua DPRK Banda Aceh, Bapak Irwansyah, ST.; Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University, Prof. Dr. drh. Deni Noviana, PhD, DAiCVIM. dan Direktur Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB university, Prof. Drh. Gunanti, M.Sc, Ph.D
Pengukuhan ini menjadi momen bersejarah bagi USK, karena keenam guru besar yang dikukuhkan berasal dari berbagai disiplin ilmu, menunjukkan keberagaman keunggulan akademik universitas ini.
Enam Guru Besar yang Dikukuhkan beserta bidang keahliannya adalah :
1. Prof. Dr. Ir. Elly Kesumawati, M.Agric. Sc. (Fakultas Pertanian)
Bidang Ilmu: Hortikultura
Judul Orasi Ilmiah: “Dampak Serangan Begomovirus Terhadap Produktivitas Tanaman ortikultura Serta Strategi Penanganannya”
Prof. Elly dalam orasinya mengatakan serangan Begomovirus pada tanaman cabai dapat dilakukan oleh dua atau tiga virus sekaligus, dan serangan ini berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit dilapangan, dan sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman cabai.
Untuk mengatasi permasalahan serangan Begomovirus di lapangan adalah perlu dilakukan perakitan tanaman yang resisten/tahan terhadap Begomovirus, misalnya dengan metode persilangan.
Lebih lanjut Prof. Elly memaparkan kajiannya terkait keberhasilannya mengembangkan varietas cabai lokal, yang lebih tahan terhadap serangan virus. Temuan ini sangat membantu petani dalam mempertahankan hasil panen serta mendukung ketahanan pangan nasional.
2. Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Agric. Sc. (Fakultas Pertanian)
Bidang Ilmu: Agroekoteknologi
Judul Orasi Ilmiah: “Ketersediaan dan Keseimbangan Air Lahan dalam Peningkatan Ketahanan Pangan dan Upaya Mitigasi Bencana Hidrologis”
Prof. Helmi dalam orasinya mengatakan neraca air dapat digunakan sebagai pemantauan kebutuhan air untuk irigasi pertanian yang nantinya berguna untuk mencegah ataupun menanggulangi bencana banjir atau kekeringan pada suatu wilayah. Untuk menjaga dan meningkatkan produksi pangan di musim kering kita dapat mengambil langkah pompanisasi yang bisa membantu petani menanam dan berproduksi secara cepat dan maksimal.
3. Prof. Dr. drh. Erwin, M.Sc. (Fakultas Kedokteran Hewan)
Bidang Ilmu: Bedah Veteriner
Judul Orasi Ilmiah: “Peran Inovasi Bedah Veteriner Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hewan Dan Kesehatan Manusia”
Prof. Erwin menyebutkan ecara umum ilmu bedah veteriner berperan dalam menjaga keseimbangan kesehatan antara manusia, hewan, dan lingkungan, dalam konsep One Health. Dengan pendekatan One Health, ilmu bedah veteriner tidak hanya berkontribusi pada kesehatan hewan, tetapi juga memainkan peran penting dalam peningkatan kesehatan manusia dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Selanjutnya Prof. Erwin menjelaskan inovasinya dalam penyembuhan luka pada hewan menggunakan bahan alami seperti kulit ikan mujair dan plasma darah. Ia juga menciptakan alat untuk menangani hernia pada hewan serta berkontribusi dalam konservasi satwa liar di Aceh.
4. Prof. Dr. Rita Khathir, S.TP., M.Sc. (Fakultas Pertanian)
Bidang Ilmu: Teknik Pascapanen
Judul Orasi Ilmiah: “Pengembangan Teknologi Pengolahan Pliek-U Mewujudkan Produk Halalan Thayyiban di Tengah Masyarakat Aceh”
Prof. Rita yang merupakan Ahli Teknologi Pascapanen ini menyoroti inovasi pengolahan pliek-u (produk fermentasi kelapa khas Aceh) untuk meningkatkan nilai ekonomi sekaligus menjamin kehalalan dan kualitas produk. Pliek-u adalah warisan budaya Aceh, indigenous, tidak ada di tempat lain serta menghasilkan banyak produk (output): minyak simplah, minyak pliek, dan pliek-u. Pliek-u mengandung protein tinggi (17-23%), dan mengandung asam laktat yang baik untuk pencernaan (pH 4-5). Namun kualitas belum terstandarisasi karena proses masih dilakukan secara konvesional. Peningkatan teknologi pengolahan pliek-u memberikan berbagai manfaat bagi masyarakat dengan mengembangkan alat dan metode seperti pengering terowongan Hohenheim, alat pengepres hidrolik, dan teknik pengemasan modern untuk mendukung UMKM lokal.
5. Prof. Dr. Ir. Rahmat Fadhil, S.TP., M.Sc. (Fakultas Pertanian)
Bidang Ilmu: Rekayasa Industri Pertanian
Judul Orasi Ilmiah: “Rekayasa Industri Pertanian: Rahmat bagi Seluruh Alam”
Prof. Rahmat menekankan bahwa ilmu pengetahuan harus membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan, serta mengajak pendekatan industri pertanian yang berkelanjutan, mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam.
Kajian Prof. Rahmat fokus pada penguatan nilai tambah produk pertanian seperti kopi Gayo melalui pendekatan agroindustri.
6. Prof. Dr. Teuku Ahmad Yani, S.H., M.Hum. (Fakultas Hukum)
Bidang Ilmu: Hukum
Judul Orasi Ilmiah: “Transformasi Hukum Perusahaan Perseorangan: Model Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Menuju Indonesia Emas”
Dalam orasinya, Prof. Yani menekankan pentingnya reformasi hukum untuk memperkuat UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Dengan hadirnya hukum PT Perorangan, orang perorangan yang melakukan kegiatan usaha dalam bentuk Usaha Dagang (UD) dapat metransformasikannya ke PT Perorangan. Pelaku usaha perorangan yang memilih untuk bertransformasi ke PT Perorangan, merupakan upaya yang dapat merubah legalitas usaha sehingga dapat memberikan kepastian hukum dan berkembang.
Rektor USK, Prof. Marwan dalam sambutannya menyampaikan laju pertambahan profesor di USK dalam beberapa thn terakhir ini terus meningkat dengan baik. “Pengukuhan ini bukan hanya pencapaian individu, tetapi juga kebanggaan bagi seluruh keluarga USK, dan juga bukti nyata dedikasi USK dalam melahirkan pemikir-pemikir unggul yang siap menjawab tantangan bangsa “ ujarnya.
Menurut Prof. Marwan, “Dalam 5 tahun terakhir USK berhasil mengukuhkan rata2 lebih dari 20 profesor baru dalam setiap tahunnya. Pada tahun 2025 USK akan mengukuhkan paling kurang 37 profesor baru”
Rektor berharap kepakaran para profesor ini bisa memberikan dampak yang nyata bagi perubahan di masyarakat. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kampus Berdampak (Diktisaintek Berdampak), di mana perguruan tinggi menjadi aktor utama dalam mendorong perubahan.
Pengukuhan enam guru besar ini semakin memperkuat posisi USK sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia serta menjadi bukti nyata komitmen USK dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperkuat kontribusinya pada Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Dengan keilmuan tinggi yang dibarengi akhlak mulia, para profesor USK diharapkan menjadi cahaya moral dan intelektual bagi bangsa ini,” ucapnya. (by ina_z)
Comments are closed